Oleh : Kenji Hikariya
Apapun yang terjadi, fakta sejarah tidak akan bisa dirubah. Catatan ini saya tulis khusus untuk pengingat bagi saya pribadi dan menjawab mereka yang selalu bertanya-tanya tentang sejarah lengkap kenapa saya memutuskan untuk membuat komunitas cosplay baru di Mojokerto dan tidak bergabung ke komunitas yang sudah ada. Saya tulis murni dari sudut pandang saya pribadi dan saya tarik mundur agak ke belakang agar pembaca bisa mendapatkan konteksnya secara utuh.
Sebagai informasi juga bahwa saya memiliki 3 hal yang menjadi pendorong saya untuk terus senantiasa berada di skena hobi, yaitu : Performing Art, Freestyle Weapon, dan Ninja Samurai Cosplay. Sehingga, pada akhirnya akan kembali ke dunia hobi yang tidak mungkin bisa saya tinggalkan. Bermain nunchaku sejak Juli 2010 dan bergabung dengan Indonesian Nunchaku Club (INC) sejak Oktober 2010. Event Cosplay Pertama Mei 2012 (Inobu 6 SMAN 1 Bekasi) dan Cosplay pertama Juni 2012 (Bunkasai SMAN 2 Bekasi).
Saya menikah dan pindah ke Mojokerto. Disini saya masih fokus pada rumah tangga dan pekerjaan.
Momen mulai kembali aktif di skena hobi. Dimulai dengan bergabung ke komunitas Indonesian Nunchaku Club (INC) regional Mojokerto yang saat itu latihan minggu pagi di Alun-alun kota Mojokerto. Setelah itu setidaknya 1 bulan sekali ada latihan bersama.
Kehadiran sosok Aldo di skena hobi saya di Mojokerto. Pindahan dari Ngawi ke Mojokerto yang sebelumnya sudah satu komunitas di INC hanya beda kota, saya INC Depok, Aldo INC Ngawi. Aldo adalah sosok penting yang menjadi penghubung antara saya dan komunitas Jejepangan atau cosplay di Mojokerto dan kisahnya dimulai dari sini. ^_^
Event Jejepangan Pertama Saya di Mojokerto.Selain sama-sama suka bermain nunchaku, ternyata Aldo juga suka dengan skena Jejepangan khususnya cosplay. Saya belum pernah bertemu langsung dengan Aldo dan hanya berkomunikasi melalui facebook. Dari facebook Aldo lah saya mengetahui ternyata ada komunitas cosplay dan ada event di Sunrise Mall Mojokerto. Maka saya datang melihat-lihat sambil jalan-jalan sendiri dan dari jauh sempat melihat Aldo yang sedang bersama teman-temannya sedang berkumpul sambil cosplay sebagai Kaneki dari Tokyo Ghoul. Tapi mungkin karena terlalu ramai dan masih dalam suasana pandemi, maka acara tiba-tiba dibubarkan oleh pihak security. Jadi ya mau gak mau langsung pulang tidak sempat untuk nimbrung.
Hype event dan kejenuhan saat pandemi membuat saya ingin mulai aktif lagi di skena cosplay. Yes, spesifik tentang “Cosplay”. Karena dari skena pop culture khususnya jejepangan, spesifik cosplaylah yang menjadi tujuan utama saya. Saya mulai dengan mencari informasi komunitas cosplay di Mojokerto melalui pencarian facebook dengan kata kunci “Cosplay Mojokerto” yang kemudian saya menemukan 2 fanpages yang relate dengan pencarian saya, yaitu : Como – Cosplay Mojokerto dengan postingan terakhir saat itu adalah juni 2017 dan Cosplay Mojokerto dengan postingan terakhir saat itu adalah sep 2019. Dari postingan terakhir dan jumlah yang menyukai fanpages, saya fokus ke Cosplay Mojokerto yang ternyata merupakan Fanpages dari komunitas yang bernama Mojokerto Animanga (MOA) dan saya bergabung ke grup facebook komunitas tersebut. Tapi sayangnya, sekian bulan bahkan tahun hampir tidak pernah bisa mendapatkan informasi gathering MOA.
Gathering dan Kejadian Tak Terduga Bersama MOA. Minggu jam 07.00-09.00 pagi di Taman Kehati Kota Mojokerto, saya bersama temen-temen INC Mojokerto latihan. Setelah latihan beberapa orang pulang dan saya mendapatkan informasi dari Aldo bahwa hari itu juga ada gathering MOA, saya sangat senang dan akhirnya saya bisa bertemu dan berkumpul bersama orang-orang yang memiliki hobi yang sama. Saya menunggu hingga sekitar jam 10.00 an mulai berdatangan temen-temen MOA. Saat itu banyak yang bertanya tentang kak Fyah yang belum datang, ternyata dia adalah ketua MOA saat itu dan memberi kabar tidak bisa hadir. Mulailah saya dan beberapa orang yang hadir di gazebo taman kehati sharing tentang banyak hal khususnya tentang hobi, passion, profesi, hingga organisasi. Nah, setelah puas ngobrol karena sudah dzuhur, seperti biasanya saya persiapan pulang. Tapi, siang itu…
Tiba-tiba di sisi sebrang di tribun taman kehati terjadi keributan. Saya lupa siapa, ada yang meminta tolong ke saya untuk menengahi dan tiba-tiba beberapa orang dibawa ke gazebo bertemu saya. Ternyata ada sebuah drama percintaan dan kesalahpahaman diantara mereka. Tokoh utama yang dianggap memiliki masalah disini adalah Adam, Yosha, dan Ghia, tapi ada sangkut pautnya dengan Aldi yang saat itu tidak hadir. Yes, Aldi adalah saudara kembarnya Aldo, tapi disini saya belum terlalu kenal karena dia sibuk masalah percintaan mulu. Main nunchaku enggak, cosplay juga enggak. Nah, di siang itu juga akhirnya kak Fyah datang, mungkin karena dihubungi oleh yang lain tentang kejadian tak terduka diatas.
Karena sudah terjebak diantara orang-orang yang mau baku hantam. Saya berinisiatif untuk mendamaikan dan menengahi dengan berbagai cara khususnya jalur debat, diskusi, dan musyawarah yang pada akhirnya para pihak bersepakat untuk membuat surat perjanjian damai yang secara tidak langsung diucapkan dengan tegas oleh kak Fyah, sedangkan saya hanya fasilitator saja.
Setelah kejadian tersebut selesai, saya dan beberapa orang yang dianggap sebagai pengurus, lanjut berdiskusi sebentar tentang organisasi dan kepengurusan, bahkan dengan kak Fyah sampai merencanakan pertemuan khusus untuk sharing tentang hal tersebut. Tapi setelah pulang dari sana, ternyata tidak ada yang menindaklanjuti surat perjanjian damai dan juga pertemuan khususpun tidak ada kabar. Saya sudah mencoba untuk reach out ke kak Fyah, tapi tidak kunjung ada kabar.
Kejadian tak terduga season 2. Senin sore hari saya di WA nomer tanpa nama yang ternyata adalah Aldi yang punya rencana mau menyelesaikan perkara dengan Yosha beserta beberapa orang yang entah siapa dan apa masalah yang sebenarnya. Agenda jam 19.00 wib di belikopi jl. Jendral Sudirman Mojokerto. Cukup dadakan meminta saya menemani jadi saksi dan penengah yang saya iyakan karena sedikit banyak saya secara tidak langsung dilibatkan dalam drama yang tidak terindra oleh saya karena 0 akses informasi.
Pertemuan itu dihadiri oleh saya, Aldo, Aldi, Yosha, Vony, Fahrul, dan Geby. Inti dari pertemuan itu kurang lebih bagi saya kedua belah pihak antara Aldi dan Yosha punya peran kesalahan dan kebenarannya masing-masing yang tidak berujung, malah pada hampir buka-bukaan aib para pihak, untungnya saya cegah karena saya tidak mau mendengarkan hal-hal hina seperti itu. Sedangkan sisanya hanya menjadi saksi dan mendengarkan saja.
Tapi entah kenapa setelah pertemuan ini, ada semacam bola liar di sosmed sirkel para pihak yang sayapun tidak menjangkau karena tidak berteman sama sekali. Tiba-tiba saling mengkubu-kubukan dan saya diletakkan di kubu Aldi, padahal Sayapun setelah mendengar cerita semua pihak saya gak mau membela salah satu. Hanya karena saya kenal Aldo dan mau menemani Aldi, bukan berarti saya membela Aldi, orang dia aja sering banget bermasalah dengan percintaan dan percewean serta gak mau jujur ke saya kok kalo udah bucin.
Bola liar itupun entah jadi sebesar apa saya tidak tahu dan sering mengabaikannya karena saya juga tidak peduli.
Tahun kekosongan dan pencarian. Pada masa ini kegiatan komunitas MOA benar-benar kosong. Saya mencoba memaklumi karena pada mulai fokus pendidikan dan pekerjaan. Tapi saya tetap berusaha mencari informasi dengan maen ke tempat mereka berkumpul dan mencoba reach out personal. Bahkan saya berusaha mencari informasi dari berbagai sudut pandang mulai dari ngobrol dengan anak-anak random hingga kemudian mulai ngobrol intens dengan sosok vocal seperti mas Rengga yang susah banget diajak ngobrol serius karena selalu ngelantur yang ternyata akhirnya mengaku bukan pengurus MoA tapi terihat sering ngatur, sambil terus reach out kak Fyah yang masih saya pahami adalah ketua saat itu. Tapi pada akhirnya saya baru tahu ternyata status kepengurusan MOA lebih kompleks dari pada itu. Serta masih banyak banget informasi yang saya sendiri sulit untuk mencerna dan mencari solusi apakah saya masih bisa bergabung MoA dan menjalankan hobi atau karena bola liar sebelumnya membuat saya otomatis tertolak sebelum bergabung? Sungguh dilema yang tidak mengenakkan di skena hobi yang seharusnya menyenangkan.
Puncak Keresahan dan keputusan. Perbincangan tentang nasib komunitas semakin memanas dan bergulir liar di beberapa pihak, hingga titik dimana beberapa orang curhat ke saya dan bertanya sambil mengajak kenapa tidak bikin komunitas sendiri aja? yang membuat saya beberapa hari kemudian harus merenung dan menimbang tentang jawaban saya kepada mereka. Setelah matang saya pikirkan, saya memutuskan untuk mengiyakan permintaan mereka namun spesifik saya tekankan mau berfokus pada skena Cosplay saja, karena itu hal yang saya tuju sejak awal. Serta tetap mencoba reach out dan berbagi tugas dengan komunitas pop culture lain yang sudah eksis di Mojokerto. Disinilah awal mula saya menyiapkan semua kebutuhan pendirian komunitas mulai dari nama, logo, hingga model organisasi komunitas, dst.
Proses Pra Pendirian Cosmora. Setelah semua siap, saya mulai mencoba reach out semua komunitas pop culture di Mojokerto dan mengabarkan tentang launching komunitas serta event pertama Cosmora. Termasuk MOA, Bahkan dalam sesi khusus QnA sebelum Open House Cosmora, kami tetap mencoba menjawab dengan baik pertanyaan tentang hubungan Cosmora dengan MOA dari sudut pandang Saya sebagai pendiri. Kecuali COMO karena informasi yang saya dapat mereka sudah off sejak 2017, sebuah komunitas yang tercipta dari pecahan MOA yang kehadirannya langsung dianulir oleh pengurus dan disuruh untuk melebur kembali menjadi satu dengan MOA. .
Publikasi dan Pendirian Resmi Cosmora. Dan Akhirnya Cosmora berdiri hingga saat ini.